JAKARTA – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot mengingatkan bahwa masa depan industri pertambangan tidak hanya ditentukan oleh berapa banyak mineral yang berhasil diangkat dari perut bumi, tetapi juga oleh seberapa besar kepedulian perusahaan dalam menjaga lingkungan, memberdayakan masyarakat, dan menerapkan tata kelola yang transparan.
“Penerapan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) di sektor pertambangan bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Tren global mendorong kita semua untuk menjalankan usaha dengan berkelanjutan, bertanggung jawab, dan penuh kepedulian,” tegas Yuliot dalam sambutannya pada Focus Group Discussion tentang Sertifikasi Standar Keberlanjutan Sektor Pertambangan di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (14/8).

Ia menambahkan, praktik ESG bukan sekadar tren, melainkan pijakan agar tambang dapat terus memberi manfaat bagi bangsa tanpa mengorbankan generasi mendatang.
“Pengelolaan lingkungan, reklamasi, dan pascatambang sudah menjadi persyaratan mutlak bagi operasional pertambangan. Ini bagian nyata dari pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.
Dengan sorotan dunia yang semakin tajam terhadap industri ekstraktif, konsistensi dalam mengelola ESG diyakini mampu menjadi tameng sekaligus modal penting bagi perusahaan tambang.
Tidak hanya menjaga keberlangsungan usaha, tetapi juga membangun kepercayaan investor, mengurangi risiko hukum, dan menumbuhkan rasa aman bagi masyarakat sekitar tambang.

Pemerintah sendiri telah mengambil langkah nyata melalui regulasi, di antaranya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2025, yang mengatur tata kelola lingkungan, kewajiban reklamasi, hingga pemberdayaan masyarakat.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno menegaskan bahwa prinsip ESG sebenarnya bukan hal asing bagi Indonesia.
“Prinsip ini sudah lama hadir dalam berbagai regulasi, bahkan diperkuat melalui perjanjian internasional seperti Paris Agreement. Kini ESG menjadi model bisnis global dan persyaratan yang tidak bisa ditawar,” ujarnya.
Dengan penerapan ESG yang menyeluruh, sektor pertambangan diyakini mampu menjadi pilar kemajuan sekaligus penjaga keberlanjutan.
Lebih dari sekadar mengejar keuntungan, ESG menuntun industri untuk menambang dengan hati, agar bumi tetap lestari dan masyarakat tetap sejahtera.***